Kamis, 13 Januari 2022

Memeluk Sunyi || Nurul Faizah

Gambar: Pixabay. Com

Lipatan Luka Usang

Ada yang kusut

Lipatan halaman usang sebuah buku

Dalam peti berselimut debu

Aku tiup dan cuci di sumur samping rumah

Ada yang luntur belum kujemur


"Mengapa kau mencuci buku?" 

"Agar seperti baru, setelah ini akan aku sikat agar mengkilap"

Bab empat belas nahas

Aku mengeja terbata-bata

Terdapat bahasa ragu sulit terbaca


Dua insan menggulung cinta

Menyimpan dalam wadah

Hatinya cedera jiwanya lebam

Tanpa obat

Tampaknya luka berat


Ceruk mataku menggenang

Memikirkan kisah yang berenang

Menerka siapa tokoh terluka

Perihal ditinggal meninggalkan

Sama-sama duka


Menyudahi adalah mengembalikan pada halaman awal

Seperti ujung buku belum di lipat, hangat tanpa sekat

Sebelum terlanjur koyak dan hancur

Lebih baik mengubur dalam lingkup peti

Keduanya abadi dalam sepi


Gresik, 09 Januari 2022


Memeluk Sunyi

Rembulan mati

Dipeluk mentari

Kita sunyi

Dalam elegi


Gresik, 09 Januari 2022


Desiran Buih

Ada yang hinggap malam itu

Di atas gemawan kunang-kunang malu memancar

Kita mendadak bisu

Bintang menggigil di rahim ibu

Mencari hangat di sela-sela api cumbu


Pada telaga diksi

Menyisipkan kenangan dalam buih

Meletup dan

Hirap disapu angin

Mendesir sedih kita pergi


Gresik, 10 Januari 2022

_______________________________________

Biodata

Nurul Nasuchatul Faizah, lahir di Gresik pada tanggal 4 Mei 2001. Dia bergabung dengan sebuah komunitas kepenulisan COMPETER di bawah asuhan mentor Muhammad Asqalani Eneste. Beberapa karyanya pernah dimuat di media online. Ig: nurulnasuchatul




Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.

Comments


EmoticonEmoticon