Minggu, 16 Mei 2021

MENGENANGMU IBU

Oleh: Sr. Ela Talan, SSpS ||Puisi

Di Balik Tirai Hati

ku katup tanganku, 

setelah hujan awet merawat nanar

saat ingat terlalu lama padamu

menghanyutkanku ke lautan gelisah


Hatiku bersinonim dengan hatimu

Dalam nada cinta.

Tapi mengapa di balik

tirainya yang disibak olehmu

aku hanyalah malam merindu bulan, sia-sia.


Ah, ama… di balik tirai hati

Kita yang bersamaan arti

Adalah juga kata yang

Berlawanan makna dalam nama cinta


Rasa memang sama tetapi

Bahasa selalu brbeda

Dan kita tak bisa bersama

Biarlah aku jadi hujan bagi

Penuhnya lautmu yang tak lagi biru

(2021)



RINDU 

Rindu adalah setetes embun jiwa..

Yang terpercik dari taman setiap insan

Yang layu karena mentari perpisahan


Embun yang bernama rindu itu

Tak mengalami kekeringan walau mentari perpisahan

terus menerpa dari segala sisi


ah… engkaukah itu

penyebab rinduku???

biarlah rembulan malam ini yang menerjemahkan 

Bahasa rinduku kali ini…


Sebab bagiku rindu adalah….

Samudra terdalam dari

Setiap rasa.

(2021)



ADAKU

Terlahir dalam waktu..

Aku seperti mimpi yang berkelana..

Menyusur lorong gersang tak tahu…

Banyak rupa tak ku kenal mereka

Adakah aku Engkau panggil Tuhan….??

Aku bersimpuh tersirat janji, ku tuturkan..

Dari lubuk hati timbul secercah harapan..

Aku mau hidup dalam keperawananku..

Membiarkan aroma nafas-Mu ku hirup,,

Membiarkan rupaku Kau sunting…

Dalam kemiskinanku,,

Terkatub dalam nada mohon…

Iba ku rasa pada sesama

Syukur atas adaku apa adanya..

Dalam taatku,,,

Ku mau kemuliaan-Mu

Ku wartakan dalam hari-hari hidupku

Dengan nafas dan adaku…

Kabut kelam seakan sirnah…

Bersama datangnya Rembulan malam

Membawa pesan bahwa dosa tak diterkam

Dalam senyum indah di bibir Sang Rahim.

(2021)


MENGENANGMU IBU

Untuk Rahim yang terluka ku rapalkan doa

Pada harap yang entah

Kau berpeluh, pahit, luluh

Membiarkan lutut berdebu pada labirin rumah kita

Membuang kata yang tak terucap pada rahib

Lalu bangun bersama harap

“anakku ada dibalik fajar itu”

Ibu….

Kepadamu aku ingin pulang

Pulang kepada beranda bibirmu yang teduh

Mengais kata yang tak terucapkan

Pulang kepada rahimmu yang terluka

Seperti sedia kala aku dilahirkan pada dada bumi

Ibu….

Untukmu yang tegar, telah meratap waktu

Membawaku pada merahnya cakrawala

Membuang  rindu, mendandani asa

Lalu sepakat

“anakku telah jatuh pada Rahim bintang”

Ibu…

Rinduku mengubah harap

Peluhmu syahdu

Pulang kepadamu telah menjadi rindu yang berharap

Lahir dari rahimmu berubah peluh nan syahdu

Kepadamu kutitipkan rindu, harap dan peluh

Karena engkau telah menghantarku

Pada setengah garis bumi.

(2021)

---------------------------------------------------------

Penulis 

Sr. Ela Talan, SSpS adalah seorang biarawati asal Kefa_TTU. Kini sedang mengenyam pendidikan di STFK Ledalero.


Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.

Comments


EmoticonEmoticon