Rabu, 10 Maret 2021

PARADE PUISI_TUBUH

Oleh: Yohan Mataubana

(gambar: Yo te amo,yuotube.com)

TUBUH


bila mentari kelihatan pudar di pundak gunung

maka kuangap itu takdir 

serupa cinta yang tak sepaham rasa

dan raga


(2021)


Si Penyair  Meletakkan Gemuruh Air Mata

:Yoevita Soekotjo*


sayang. hujan tak turun setelah 

usiamu kembali dirayu puisi.

di kursi roda air mataku roboh

memelukmu yang tabah

membaca kesedihan sebuah puisi.

sakitmu seperti musim dingin

ingin sekali kehangatan. 

sebab kesembuhan hanyalah buku

bagi suka duka kehidupan

sementara buku adalah obat paracetamol 

katamu, untuk meringani panasnya rindu

butuh baca dan tulis. 

dan bila nanti kau tutup usia

atas nama “pengantin puisi”

doa akan jatuh seperti cinta membuka peti

di hati surga.


(2021)

*Catatan: Puisi ini didedikasikan kepada almarhum ibu Yoevita soekotjo.  Seorang penyair dan juga pelakon teater yang banyak kali menginspirasikan saya untuk berkembang dalam dunia sastra. 

Biodata: Yohan Mataubana, lahir di Kupang 24 juni 1998. Penulis kini sedang menempuh pendidikan  di STFK Ledalero. 


Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.

Comments


EmoticonEmoticon