Selasa, 07 Desember 2021

Dialog Subuh Hari|| Puisi Rakka Joyn

Ilustrasi: Pinterest.com


Soneta Sangkakala

Wahai, sangkakala
Mengapa kau cepat ditiupkan
Sedangkan aku masih dikubang wasilah
Belum siap ikatan ini terbelah

Wahai, baskara
Cepat sekali engkau temaram
Di saat aku sedang terlena rindu
Masih ingin aku terbuai cumbu

Wahai, angin malam
Terlalu sigap kau hembuskan layar
Tautan jiwaku tetap ingin bersandar
Namun tubuh hanya bisa terkapar

Wahai, bijaksana
Segeralah engkau merengkuh raga
Bantu aku merelakan belahan jiwa
Agar pagi kembali mesra

Amsterdam, 19 Maret 2020

Dialog Subuh Hari

Subuh tadi hanya kami bertiga.
Aku, harapan, dan ikhtiar.
Saling bercengkerama
          , berdiskusi.
Tak jarang malah berdebat
          ,  hebat.
Tentang lorong mana yang harus aku telusuri esok hari.
Memutuskan bekal apa yang harus kubawa saat berkemudi.
Namun seringnya, aku hanya duduk termenung.
Selayaknya pendengar setia.
Sambil mengharap pangestu ibu.
Yang kurindu sejak sewindu
Sambil mengenang pitutur ayah.
Yang tak pernah sedikitpun goyah.
Ah, mengapa aku begitu betah melumpuh.
Membiarkan semangat yang terus melepuh.
Sementara hari sudah mulai jenuh.

Amsterdam, 15 April 2020

Pangestu : restu
Pitutur : nasihat

Winter Concerto

Inizio: December
Salju mulai jatuh, melayang, tidak tergesa
           , namun menerka.
Seolah putih memburu hitam.
Dan seluruh wajah kanal beku telah dipesan.
Melayani papan luncur warga Amsterdam.

Mezzo: January
Sedang pohon-pohon Esdorn masih saja sayup.
Bermimpi tegak di bongkahan salju.
Peminum gluhwein sedang mabuk  berkelakar.
Tentang dongeng tiga raja.
Tetes embun beku membordir ranting Camelia.
Bak berlian di mahkota raja Belanda.

Finale: February
Serpihan kristal terakhir jatuh di udara.
Lalu mentari sejenak mengambang
          , kuning dan kering.
Sorotnya mengintip malu
          , di sela-sela kuncup magnolia.
Yang mulai congkak akan tubuh moleknya.
Dan burung-burung Kolibri seruput madu.
Pertanda hari mulai hangat.

Amsterdam, 14 November 2021

_________________________________________________________

Biodata

Rakka Joyn lahir dan besar di Kediri 34 tahun yang lalu. Pria yang memiliki hobi menyelam dan travelling ini bekerja sebagai tenaga kesehatan di kota Utrecht, Belanda. Meski tinggal di jantung kota Amsterdam, namun tidak menyurutkan niatnya untuk menyelami dunia literasi Indonesia khususnya menulis puisi. Ia belajar puisi di Asqa Imagination School (AIS). Ia termasuk peserta yang lolos Karantina II Anugerah COMPETER 2022, sebuah ajang sastra yang pemenangnya akan diumumkan per 1 Januari 2022 mendatang. Tunak di Community Pena Terbang (COMPETER) - Indonesia. Puisi-puisinya sudah dimuat di beberapa media yaitu,  Buletin Kapass, Tiras Times, Nolesa, Puisi Pedia, Riau Sastra dan Pahatan Sastra. IG: @rakka_joyn.

Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.

Comments


EmoticonEmoticon