Rabu, 27 Oktober 2021

Romansa Puisi

Puisi || Riami
Pixabay.com

Romansa Puisi

Pernah aku mencintai puisi

Hampir gila rasanya

Setiap kudongakkan kepala ke langit puisi itu

seperti jadi siluet bayang yang tak bisa kuhapus

Diksi-diksi merayu sukma rasanya aku ingin terbang


Mulailah aku menggapai aksara

Kutikam dia dengan senjata rasa yang sebenarnya ingin membunuhku juga

Oh puisi itu terlalu sakti


Aku harus bertirakat untuk melupakan apa itu majas, tema, rima, bahkan unsur fisik maupun batin puisi itu sendiri.

Aku benar-benar dimabuk kepayang ingin mencumbui puisi penuh keromantisan


Meranalah aku

Tak satu pun cintaku pada puisi terbalas

Ia tak suka dipaksa 

Hingga tangisku tumpah

Tiap malam tiba

Rasanya aku ingin menemui puisi di gelap malam, di cahaya kunang-kunang, sinar rembulan, kerlip bintang

Oiyuuu iyuu iyuu puisi itu di mana 

Bagaimana aku bisa mengambil hatinya


Akhirnya aku tertidur

Dalam mimpi kulihat puisi tiba-tiba hadir

Mengecup keningku

Mengusap ubun-ubunku

Dingin, semilir menghembus lembut di telingaku

"Puisi adalah suara hati," katanya lirih 

Aku terbangun diksi berjatuhan di sekujur tubuhku


Bukit Nuris, 2021

Lagu Malam

Kita nikmati gelap sayang

Di segala penjuru langit pekat

Bumi gulita 

Mari pestakan kembang api

Menggelegar di alam kita


Daaaar...plaaaar ...daaar...plaaar

Bunga bunga api dalam jiwa

Menembangkan di sekujur rasa


Kita nikmati kasih

Bunga-bunga api dengan musik tanpa henti


Ayo gegapkan jiwa

Ikuti irama kian gila

Woooo...wooo....wooo

Langit kian gelap

Kita tertidur di alam Maya


Bukit Nuris, 2021

Tas Belanja

Setiap usai belanja

Bi Siti melipat dengan rapi kantong plastik yang masih bersih itu

Sambil membayangkan wajah kota yang penuh sampah plastik di pingir-pinggir jalan


Ketika musim kemarau sampah plastik berserakan dibawa angin layang-layang sampah tanpa benang itu melayang di udara


Tas plastik disimpan di dalam kotak, nanti bila belanja lagi akan dipakai kembali sebagai tempat

Dia ingat sebentar lagi musim hujan

Betapa gorong gorong penuh dengan tas plastik aneka rupa

Menyumpal jalan air, lalu memuntahkannya ke jalan raya, bahkan rumah


Oh betapa bijaknya Bi Siti 

Meski iya tak pernah kampanye tentang kebersihan dengan suara lantang

Tapi tangan terampilnya telah membuktikan cinta pada bumi dan langit


Mampukah aku seperti Bi Siti

Sederhana dalam tingkah menyelamatkan bumi 

Dengan cinta dan ketulusan

Bi, ajari aku dong


Bukit Nuris, 2021


Biodata

RIAMI.

Tinggal di Kab. Malang Jawa Timur. Menulis  beberapa buku antara lain  “Sajak Biru”. Instagram: Riami7482, Face book: Ria Mi, Blog kepenulisan pribadi: http://riaminuris.blogspot.co.id, email: rizkiriami@gmail.com



Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.

Comments


EmoticonEmoticon