Selasa, 12 Oktober 2021

Bukan Mereka, Tapi dia

https://cdn.pixabay.com/photo/2017/09/08/19/42/drawing-2729885_960_720.jpg

Sore hari di kota Ruteng, dinginnya udara kembali menyusup. Di kedai kopi milik tuan Er ini aku bertandang, menepi dari segala hiruk pikuk dunia yang menyeruak. Lonceng gereja terus bergema, membuyarkan lamunanku ditengah keheningan.  

"Len, tidakkah kau mencoba untuk kembali bermain di labirin kasih yang pernah kau ciptakan dulu", ujar tuan Er. Sambil menyesap seduhan kopi yang terhidang di meja bundar aku pun berkata, " Er, rasanya aku sudah cukup lelah memainkan labirin itu. Kurasa kau tahu akan hal itu. Er  ketahuilah akan suatu hal,  aku sudah usai bermain api sejak dia tiada. Mereka yang tahu akan aku dan segala kekelamanku meninggalkanku begitu saja." Hening, itu yang kurasa saat ini. Suara dari tuan Er membuyarkan lamunan ku sesaat, " lalu tidakkah kau menyisakan sedikit ruang kudusmu untuk mereka yang masih ada untukmu?". Sesaat, senyumku merekah sambil kukatakan kepadanya " Er, orang itu ada bahkan sejak hari dimana aku melihat semesta. Kau tahu siapa orang itu? Dia adalah abah. 

Baca juag: Mimpi-mimpi mama...

Orang yang tak pernah meninggalkanku meskipun dia tahu bahwa aku begitu hina dimata banyak orang tapi mulia dimatanya. Saat semua menjauh karna kejatuhanku, abah selalu disisi. Dia meracau bahkan marah lalu berkata kasar tetapi ketahuilah Er, dia tak pernah meninggalkanku sampai detik ini". Er mulai takjub akan segala pengakuanku, " apakah kepada dia hatimu terpaut?" Jawabku kepadanya, "Er, sepertinya  perkataanku sudah jelas. Dia penambat rasa di kalbu ini. Bukan mereka tapi dia. Mungkin ini terdengar sangat konyol tapi sungguh aku menyayanginya. Ya dia abah, ayahandaku." Er mulai terdiam. Dan suasana di kedai kopi pun kembali tenang seperti sedia kala.

----------------------------------------

Penulis

Maria Makdalena, mahasiswi psikologi di Unipa Maumere. Gemar membaca dan menulis karya sastra fiksi.


 

                                                                                                                                


 

 

                                                                                                                               


Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.

Comments


EmoticonEmoticon