PELANGI DI SUATU SENJA
/
kita duduk di teras depan
saling berkaca diri
di kilau percik
gerimis sore
air merembes basahi tanah
hilang lesap masuk ke bumi
meninggalkan aroma hujan
//
seperti itulah kenangan
tetiba hadir di ceruk benak
meresap menuju nurani
imajinasi menjelma duka
sejak wabah melanda dunia
aku dan kamu lebur dalam gelisah
segala tawa terampas dari ruang jiwa
lelah hati dan raga
berdiri di atas ambang kewarasan,
bermuara di manakah kesedihan ini?
///
sore ini perlahan gerimis reda
masih di bawah langit senja
Tuhan meletakkan pelanginya di antara awan
malaikat beterbangan membawa kabar bahagia
indahnya spektrum warna di langit biru mengajarkan kepada kita
"bahwa tak ada pelangi tanpa matahari dan hujan, percayalah keindahan pelangi tak akan pernah gagal membuat orang tersenyum"
Lawang, 14 September 2021
DI RUANG ICU
bangunlah bangun
berkhalwat di balik bunyi detak jantung
membawa seluruh penghuni
tenggelam dalam bulir-bulir asa
dari lubang ventilasi dan celah kelambu putih
cahaya matahari masuk mengintip waktu
menghangatkan selaur darah gairah merah
sampailah sampai
di batas antara hidup dan mati
pada sebujur selang infus
keheningan lembut membawa harapan
bersama nyala alunan nada monitor hati
tetes demi tetes
detak demi detak
tiiiiit tiiiiit
tiiiiit
menyisakan dahaga cita pada mata
meski nyawa hanya tinggal sedepa
di depan pintu
sayap-sayap malaikat bergegas berkemas
buru-buru meninggalkan ruang dalam cemas
sebuah pesan menebar nur di dinding dan langit-langit putih
lalu, dibiarkannya kelindan harap antara hidup dan mati
menggumam di lorong gelap alam bawah sadar
menjerat erat dalam bisik lirih doa payau
Ruang Kata, 2 November 2021
RUMAHKU DI KAMPUNG KEEMASAN
daun-daun berguguran di sepanjang trotoar
disapu dan dipungut pasukan kuning
aku berjalan sendiri melintasi bayangan pohon
yang memanjang ke arah timur
melewati sapaan-sapaan ramah pedagang kaki lima
di sebuah lorong panjang
mozaik-mozaik kota tersusun rapi
jejak keemasan tergambar jelas
lalu mengendap menjadi sebuah sejarah
“Rumah adalah pulang, ”
begitulah kata ayah
tempat merebahkan segala penat
dari setiap akhir sebuah petualangan
sesampai di teras depan
aku duduk di kursi santai
menikmati ukiran-ukiran pada dinding bangunan kuno itu
tangga yang semakin mengerucut ke atas
dengan pilar-pilar bergaya Doria dan Ionia
mengingatkan aku pada Hellena gadis blonde bermata biru
“apa kabarnya dia sekarang ya?”
ah, senyum ranum gadis itu selalu menggairahkan
mengetuk mesra ruang rinduku
siur angin senja menyapa
dari tempat hio depan pintu gerbang milik Ce Mei Lien
dupa jhosua dibakar
wanginya serupa aroma terapi
menawan hasrat untuk rebah di akhir pekan
lampion-lampioin mulai menyala
kulihat beberapa burung walet melintas
menuju ke atap-atap gedung bangunan lawas milik tetanggaku
hari ini aku pulang melepas rindu
menilik kembali kenangan manis
jejak dari segala musim dan cuaca
di dalam benda-benda
di potret album foto
dan di kata-kata puitis
Rumahku di Kampung Keemasan
Lawang, Juni 2021
_________________________________________
Biodata
Rahayu Iis Indahwati lahir di Malang 17 Nopember 1986, memiliki nama pena Iis Singgih. Seorang ibu rumah tangga yang hobi menulis dan berpuisi. Tergabung dalam komunitas Competer Indonesia dan Kepul. Dan saat ini sedang mengikuti kelas puisi di Ruang Kata binaan penyair Demak Mohammad Iskandar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar